IP
Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan
yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner
yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda
titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protocol IP adalah protocol yang paling
banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam jaringan komputer
satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP address ini. Namun
pengertian IP address dan subnetting sering agak membingungkan pemakai. Oleh
sebab itu dalam disini akan diuraikan tahap demi tahap konsep IP address
tersebut dengan harapan agar anda dapat mengerti cara penggunaan nya dengan
baik.
IP
Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID, dimana
network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari
peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address memberikan alamat lengkap dari
suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada.
Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah dimana tempat tinggal kita
berada.
IP
address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan merode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address
berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce
computer. Jika suatu computer memiliki lebih dari satu interface maka kita
harus member dua IP address untuk computer tersebut masing-masing untuk setiap
interfacenya.
Berikut
video tentang ”apa itu IP Address”
B. Sejarah IP
ADDRESS
Internet
Protocol (IP) adalah alamat numerik yang logis identifikasi dan alamat yang
ditetapkan untuk berpartisipasi dalam sebuah perangkat komputer yang
memanfaatkan jaringan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Alamat IP awalnya ditetapkan sebagai nomor 32-bit, yang sekarang dinamakan
Internet Protocol Version 4 (IPv4), dan masih digunakan hari ini. Namun, karena
pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang dihasilkan dari ruang
alamat, menangani sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat,
dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir standar oleh RFC 2460 pada tahun
1998. Walaupun alamat IP yang disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya
ditampilkan dalam manusia-dibaca notations, untuk misalnya, 208.77.188.166
(untuk IPv4) dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). ” Peran alamat IP
telah karakteristik sebagai berikut: ” nama menunjukkan apa yang kita cari dan
menunjukkan alamat di mana serta menunjukkan bagaimana rute ke sana.Alamat IP
perangkat lunak dianggap alamat, dan tidak sulit kode alamat hardware. Internet
Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi ruang alamat IP
global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registries
(RIRs) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia
layanan Internet) dan lembaga lainnya.
C. FORMAT PENULISAN
IP ADDRESS
IP
address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik
setiap 8 bitnya. Tiap bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi,
IP address memiliki range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner
seprti ini susah digunakan untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4
bilangan decimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih
dikenal dengan ‘notasi decimal bertitik’. Setiap bilangan decimal merupakan
nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan IP address dalam format biner
dan decimal:
Desimal
|
167
|
205
|
206
|
100
|
Biner
|
10100111
|
11001101
|
11001110
|
01100100
|
D. Jenis-Jenis
IP Address
a) IP Public
Ini
adalah Internet Assigned Numbers Authority (IANA) terdaftar alamat yang
terlihat di Internet. Public bit tertinggi range address bit network address
§ kelas
A 0 0
– 127* 8
§ kelas
B 10 128 –
191 16
§ kelas
C 110 192 – 223
24
§ kelas
D 1110 224 – 239 28
b) Privat
Privat Address adalah
kelompok IP Addres yang dapat dipakai tanpa harus melakukan pendaftaran. IP
Address ini hanya dapat digunakanuntuk jaringan local (LAN) dan tidak dikenal
dan diabaikan oleh Internet. Alamat ini adalah unik bagi jaringan lokalnya tetapi
tidak unik bagi jaringan global. Agar IP Private ini dapat terkoneksi ke
internet, diperlukan peralatan Router dengan
fasilitas Network Address Traslation (NAT).
Berikut
adalah Alamat yang dicadangkan untuk jaringan private:
§ Private
Address Kelas A :
IP
Address dari 10.0.0.0 – 10.255.255.254, setara dengan sebuah jaringan dengan 24
bit host. Atau sekitar 16.777.214 host
§ Private
Address Kelas B:
172.16.0.0
– 172.31.255.255, setara dengan 16 jaringan yang masing-masing jaringan
memiliki host efektif sebanyak 65.534 host
§ Private
Address Kelas C:
192.168.0.0
– 192.168.255.254, setara dengan 256 jaringan yang masing-masing jaringan
memiliki host efektif sebanyak 254 host.
E. Pembagian Kelas
IP Address
Jumlah
IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4
milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di
seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP
address, baik untuk host jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP
address dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu bagian netwrk (net ID) dan bagian
hist (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network
yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu
network. Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki
net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal pada bagian awal address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network.
IP
address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, B, C, D, E. perbedaan tiap
kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Cintihnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampugn oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan ekperimental. Perangkat lunak
Internet protocol menentuka pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberaoa
bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut:
Kelas A
Bit pertama address kelas
A adalah 0 dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host 24 bit. Dengan demikian
hanya ada 128 network kelas A, jadi byte pertama IP address kelas A memiliki
range dari 0-127, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai
127.xxx.xxx.xxx. Tiap network dapat menampung sekitar 16 juta (256^3) host. IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
(xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). IP address ini dilukiskan pada
gambar berikut:
Formatnya :
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
§ Bit
pertama : 0
§ Panjang
Network ID : 8 bit
§ Panjang
Host ID : 24 bit
§ Byte
pertama : 0 – 127
§ Jumlah
: 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
§ Range
IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP
address pada tiap kelas A
Kelas B
Dua bit IP address kelas
B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai 128-191. Network ID
adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada
computer memilii IP address 192.168.26.161, network ID 192.168 dan host ID
26.161. pada IP address kelas B ini memiliki range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxxyakni berjumlah 65.255 netwrok dan jumlah host tiap network
256^2 host atau sekitar 65 ribu host
Formatnya:
§ Format
: 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
§ 2
bit pertama : 10
§ Panjang
Network ID : 16 bit
§ Panjang
Host ID : 16 bit
§ Byte
pertama : 128 – 191
§ Jumlah
: 16.384 kelas B
§ Range
IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
§ Jumlah
IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B
Kelas C
Jika 3
bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C.
Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256
host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x
256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas
C hanya mampu menampung sekitar 256 host.
Formatnya:
§ Format
: 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
§ 3
bit pertama : 110
§ Panjang
Network ID : 24 bit
§ Panjang
Host ID : 8 bit
§ Byte
pertama : 192 – 223
§ Jumlah
: 2.097.152 kelas C
§ Range
IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
§ Jumlah
IP : 254 IP address pada tiap kelas C
Kelas D
Khusus
kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi
dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, sehingga
byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur
sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam
multitasking tidak dikenal network ID dan Host ID. IP Address merupakan kelas D
yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai
bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu
kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu
penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah
untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host
(multipoint), menggunakan Multicast Backbone
Formatnya:
§ 4
Bit Pertama : 1110
§ Byte
Inisial : 224 – 247
Kelas E
Kelas
terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh
kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada
dikenal netid dan hostid di sini. IP address E tidak diperuntukkan untuk
keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte
pertama berkisar antara 248-255
Formatnya:
§ 4
Bit Pertama : 1111
§ Byte
Inisial : 248 – 255
Sebagai tambahan dikenal
juga istilah network prefix yang digunakan untuk IP address yang menunjuk
bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah denga tanda slash yang diikuti
angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit.misal untuk
menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan
penulisan 192.168/16 angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix
kelas B.
F. ADDRESS KHUSUS
Selain
address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan
untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address
itu adala:
a) Network
Address
Address
ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Misalkan
untuk host dengan IP address kelas B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet, network
address ini adalah 192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit
host pada segmen 2 terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada internet. Router cukup melihat network address 192.168
untuk menentukan ke raouter mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analginya
mirip dengan tuang pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu
membaca seluruh alamat untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat
tersebut.
b) Broadcast Address
Address
ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh
datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya host tujuan saja yang
memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana
jika suatu host ingin mengirim datagram tersebut kepada seluruh host yang ada
pada netwoknya? Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak
jumlah host tujuan, pemakai bandwith akan meningkta dan beban kerja host
pengirim bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat
konspe broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh
host pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama
adalah IP addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada
network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat
bit-bit hst pada IP address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address
192.168.9.35 atau 192.168.240.2 broadcast addressnya 192.168.255.255 (2 segmen
dari IP address tersebut disebut berharga 11111111.11111111, sehingga secara
decimal terbaca 255.255) jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah
informasi routing.
c) Multicast
Address
Kelas
address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar
host yang menggunakan datagram unicasr. Artinya datagram memiliki address
tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama
dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut,
sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode
pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu
mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus
(host group) dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun bebreda dengan
mode broadcast hanya host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan
menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena
itu dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan
aplikasi bersana mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada gambar dibawah
224-239
|
0-255
|
0-255
|
0-255
|
1110xxxx
|
xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
Untuk keperluan multicast
sejumlah IP address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP
address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk decimal
224.0.0.0 sampai 239.255.255.255) maka IP address merupakan multicast address.
Alokasi ini ditujkan untuk keperluan group buka untuk host seperti pada kelas
A, B dan C. anggota group ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet
namun bisa mencapai seluruh dunia karena menyerupai sutu backbone maka jaringan
multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Bacbone (Mbone)
G. Aturan Dasar
pemilihan Network ID dan Host ID
§ Network
ID tidak boleh sama dengan 127, karena network ID 127 secara default digunakan
sebagai alamal loopback yakni alamat IP address yang digunakan oleh suatu
computer yang menunjuk dirinya sendiri
§ Network
ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan sebagai
alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
§ Network
ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0, karena akan diartika sebagai alamat
network. Alamat netwrk digunakan untuk menunjuk suatu jaringan buka host
§ Host
ID harus unik dalam suatu network, dalam suatu network tidak boleh ada dua host
yang memiliki host ID yang sama.
MENGENAL
SUBNETTING
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang
lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk
dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi
beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP
addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Berikut
video tentang “basic subnetting”
Alasan Melakukan Subnetting
Dua
alasan utama melakukan subnetting:
1.
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.
Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network
akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya
sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak
65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10
ribuan IP address.
2.
Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan
host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama
akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer
dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga.
Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah
medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan
kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
Tujuan Subnetting
Tujuan
dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.
1. Untuk
mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host,
kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak
terpakai).
2.
2. Membagi
satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas
jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.
3. Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.
4. Untuk
mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5.
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
6.
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki
address network yang unik.
7.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat
terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting
Fungsi
subnetting antara lain sbb:
1.
Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di
perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2.
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3.
Pengelolaan yang disederhanakan.
4.
Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang
menjauh,
Untuk
contohnya kita bisa ambil kasus sbb : WAN yang menggunakan jaringan antar kota
yang berbeda. lebih optimpal jaringan tersebut dengan subnetting.
Proses Subnetting
Untuk
melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.
Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
2.
Menentukan jumlah host per subnet
3.
Menentukan subnet yang valid
4.
Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
5.
Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan
disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah
jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal
kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat
Jaringan
: 192.168.1.0
Host
Pertama
: 192.168.1.1
Host
Terakhir
: 192.168.1.254
Broadcast
Address
: 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan
tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network
tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan
menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask
ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga
akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat
Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast
Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat
Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host
Pertama : 192.168.1.129
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Dengan
demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang
masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing
komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi
sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila
dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat
saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Analogi:
Ada
sebuah jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08,
dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan
informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika
rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan
kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang,
rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua
RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan
optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge
sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti
di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi
ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja
menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host).
Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur
lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa
ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya
dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan
HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST
ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang
ada di network tersebut.
Masih
mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah
seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST
ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
SUBNET MASK
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca
bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana
yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot
Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai
menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa
Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT
ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang
dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network
ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups
dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host
ID dari porsi IP address.
Subnetmask
default untuk masing-masing kelas A, B, C dalam biner
Jangan bingung membedakan
antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di
internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address
yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah
mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255
bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Terdapat aturan-aturan
dalam membuat Subnet Mask:
1.
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet
pertama dari subnet pasti 255.
2.
Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus
menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2
host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan
tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga
tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1
digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada
network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan
menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast
address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang
untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3.
Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1,
hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk
0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
Subnetmask
biner dan desimal
Penghitungan subnetting
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
§ Jumlah
Subnet,
§ Jumlah
Host per Subnet,
§ Blok
Subnet,
§ Alamat
Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask yang digunakan
untuk melakukan subnetting
Pertanyaan
berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
|
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS
CLASS C
Subnetting
seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26?
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada
oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi
jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.
4.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita
langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah
subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita
sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan
lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS
CLASS B
Berikutnya
kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena
masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan
blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Ok,
kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari
yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2
oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah
host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya
kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask
CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3.
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS
CLASS A
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita
coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4,
etc.
4.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Semua
penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga
CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di
kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga
mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih
menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2.
Setelah
berkenalan dengan IP Address pada subnetting dan belajar dasar-dasarnya tentang
Subnetting Kelas C, Subnetting Kelas B dan Subnetting Kelas A. Tentunya mudah
untuk melakukan penghitungan terhadap IP 192.168.10.1/27, meliputi berapa
subnetnya, berapa hostnya, subnet masknya, dll.
Tapi
kalau untuk mengetahui berapa sih range IP yang terdapat di subnet ke-6??
Latihan Penghitungan IP ADDRESS
1. Memakai cara lama
Kalau
memakai cara yang sudah kita pelajari sebelumnya, kita cari dulu /27 nya, trus
tentuin subnetnya berapa setelah itu hostnya berapa, baru deh dapat rangenya.
Seperti ini:
§ Tentuin
dulu /27 nya dimana
§ Setelah
dapat, tentuin subnet sama hostnya
§ Baru
membuat range IPnya
§ Setelah
semua di dapat, cari aja subnet ke-6. Maka Range IPnya adalah 192.168.10.192 –
192.168.10.223
2. Cara Cepat
Sangat
panjang caranya akan membingunkan apabila IP tersebut punya ratusan subnet, dan
yang ditanya subnet yang ke ratusan itu juga. Cara cepat menghitung IP address
begini caranya:
Soal:
Misal
IP Address: 192.168.10.1/27. Tentukan IP pada subnet ke-6
Langkah-langkahnya:
1. Tentukan dulu /27 berada pada oktet keberapa
1. Tentukan dulu /27 berada pada oktet keberapa
2.
Berarti /27 berada pada oktet ke-4
3.
Binerkan subnet yang mau kita cari
kita
mencari subnet ke-6, jadi “6” nya kita binerkan dulu. Binernya adalah 00000110,
angka ini diperoleh dari gambar di atas, untuk mendapatkan 6 kita butuh angka
berapa aja?
Jawabannya
4 dan 2, karena 4+2 = 6
karena
yang dipakai 4 dan 2, maka oktet pada 4 dan 2 dijadikan “1” dan sisanya di
“0”
kan. Maka di dapat 00000110
4. Sejajarkan
Subnet ke-6 tersebut dengan Network Portion Subnet Mask kemudian AND kan
Subnet
Mask diambil dari /27. Karena /27 berada pada oktet keempat, maka yang kita
sejajarkan dengan Subnet ke-6 adalah oktet keempat dari /27
Apa itu
network Portion??
binernya
adalah 00000110, karena kita sesuaikan dengan Network Portion 11100000, maka
kita mulai dari belakang Network Potion. dan masukkan binernya “6” mulai dari
belakang, kemudian sisa 0 nya abaikan saja
jadinya
seperti ini:
11100000
11000000
11000000
Kemudian
pada sisi host portion di “0” kan
jadinya
seperti ini:
11100000
11000000
————– AND
11000000
————– AND
11000000
5. Setelah di dapat
binernya, rubah hasil AND tersebut kedalam desimal dan itulah IP subnetnya
hasil:
11000000 = 192
maka IP Address Subnetnya
adalah 192.168.10.192
6. Cari IP Hostnya
Cara
mencari IP Host: “1” kan semua yang berada pada posisi Host Portion
IP
Subnet = 11000000
IP Host
= 11011111
Setelah
itu desimalkan biner tersebut, maka itu IP Hostnya
11011111 = 223
11011111 = 223
Maka
kita dapat range IP pada Subnet ke-6 adalah 192.168.10.192 – 192.168.10.223
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar